Jakarta, CoreNews.id — Presiden Joko Widodo memberi perpanjangan relaksasi izin ekspor mineral logam untuk komoditas konsentrat tembaga, lumpur anoda hasil pemurnia tembaga, besi, timbal dan seng hingga 31 Desember 2024. Ketentuan tersebut akan terbit pada Senin 3 Juni 2024. Perpanjangan relaksasi ekspor ini akan diberikan kepada perusahaan yang telah menyelesaikan konstruksi smelter hingga Mei 2024 ini.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso (31/5/2024), aturan perpanjangan relaksasi ekspor akan mulai berlaku efektif mulai Sabtu 1 Juni 2024 meskipun baru akan terbit pada Senin 3 Juni 2024. Kebijakan ‘relaksasi’ ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Kelanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri yang diundangkan 9 Juni 2023.
Hingga saat ini, ada lima badan usaha yang diberikan relaksasi kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah hingga Mei 2025, di antaranya PT Freeport Indonesia untuk komoditas tembaga, PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk komoditas tembaga, PT Sebuku Iron Lateritic untuk komoditas besi, dan dua smelter milik PT Kapuas Prima Coal yaitu PT Kapuas Prima Citra untuk komoditas timbal dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk komoditas seng.
PTFI dicatat mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga pada 24 Juli 2023 lalu. Dengan izin tersebut, PTFI beroleh restu dari pemerintah Indonesia untuk mengekspor sebanyak 1,7 juta ton konsentrat tembaga hingga Mei 2024 mendatang.
Sementara itu, anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah mendapatkan persetujuan ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Izin ekspor untuk 900.000 wet ton konsentrat tembaga ini berlaku mulai 24 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024.*