Jakarta, CoreNews.id — Perkembangan perdagangan karbon di Indonesia dicatat menunjukkan tren positif. Berdasarkan data per tanggal 14 Juli 2025, total volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 1.599.336 ton Ekuivalen Karbon Dioksida (CO2e) senilai Rp78 miliar. Di samping itu, harga per unit karbon sebesar Rp58.800,00 atau setara $3,6 untuk unit karbon IDTBS dan sebesar Rp61.000,00 atau setara $3,7 untuk unit karbon IDTBS-RE.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman di Jakarta (15/7/2025). Menurut Iman kembali, sebanyak 8 proyek telah didaftarkan dan merupakan kategori technology based solution (IDTBS) yang berasal dari sektor energi. Mereka terdiri dari PT Pertamina Power Indonesia sebanyak 1 proyek, PT Perkebunan Nusantara IV sebanyak 1 proyek, dan sisanya dari PT PLN Nusantara Power, serta PT PLN Indonesia Power yang tergabung dalam PLN Grup.
Sementara itu, jumlah retirement yang diajukan sebanyak 980.475 ton CO2e. Dan jumlah pengguna jasa meningkat dari 16 pengguna jasa menjadi 113 pengguna jasa.
IDX Carbon juga dicatat telah memperoleh penghargaan Best Official Carbon Exchange in an Emerging Market pada ajang Carbon Positive Award 2025, yang diselenggarakan oleh Green Cross United Kingdom. Penghargaan ini merupakan apresiasi dunia internasional terhadap upaya membangun ekosistem pasar karbon yang kredibel, serta mengintegrasikan praktik terbaik dalam penyelenggaraan pasar karbon di Indonesia.
Terkait perdagangan karbon di Indonesia, diawali dengan OJK menerbitkan POJK Nomor 14 Tahun 2023 dan Surat Edaran OJK Nomor 12 Tahun 2023 sebagai bentuk pelaksanaan mandat UU PPSK. Setelah itu, diluncurkan Bursa Karbon Indonesia pada 26 September 2023. Selanjutnya, melaksanakan pembukaan akses perdagangan karbon internasional sejak 20 Januari 2025.*