Jakarta, CoreNews.id – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan alasan Indonesia keluar dari keanggotaan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada tahun 2008. Keputusan itu diambil karena Indonesia bukan lagi negara pengekspor minyak, melainkan sudah menjadi net importir.
“Saya memang memutuskan Indonesia keluar dari OPEC. Why? Kalau mindset-nya itu kita ini kan kaya minyak, bisa berbuat apa saja. Mindset itu ketika kita menjadi net importir, pasti keliru,” kata SBY dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue di Jakarta, Senin (6/10/2025).
SBY menambahkan, saat dirinya menjabat sebagai Menteri Energi di era Presiden Abdurrahman Wahid, produksi minyak Indonesia masih mencapai 1,5 juta barel per hari (bph). Namun seiring waktu, produksi terus menurun hingga kini hanya sekitar 600 ribu bph.
“Padahal waktu saya Menteri Energi dulu kita punya produksi minyak satu hari 1,5 million barrels per day, sekarang tinggal 600 ribu,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya Indonesia beralih dari energi fosil ke energi terbarukan, dan melepaskan pemikiran bahwa negara ini bisa terus bergantung pada minyak bumi.
“Kita harus shift betul, go to yang sifatnya renewable, betul-betul renewable,” tegas SBY.