Washington, CoreNews.id ‒ Presiden Joko Widodo menyambut baik pembahasan terkait penambahan 10% saham Indonesia di Freeport dan perpanjangan izin tambang selama 20 tahun yang telah mencapai tahap akhir. Pernyataan Presiden Joko Widodo ini disampaikan kepada Chairman Freeport McMoRan, Richard Adkerson, di Hotel Waldorf Astoria, Washington DC, Amerika Serikat (AS), sebagaimana dikutip dari keterangan pers Sekretariat Kabinet, (14/11/2023).
Presiden Jokowi berharap juga bahwa pembahasan tersebut dapat diselesaikan pada akhir November tahun ini. “Selesai di akhir bulan ini,” tambahnya.
Saat ini, Indonesia memiliki 51% saham di PT Freeport Indonesia, sementara 49% lainnya dimiliki oleh Freeport McMoran. Namun, setelah operasi PT Freeport Indonesia diperpanjang pada tahun 2041, pemerintah berencana untuk membeli 10% saham tambahan, sehingga total kepemilikan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia menjadi 61%.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan CEO Freeport McMoRan juga membahas hilirisasi yang dilakukan oleh Freeport. Freeport tidak hanya melakukan kegiatan penambangan emas dan tembaga, tetapi juga telah membangun smelter untuk mengolahnya.
Pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Manyar di Gresik, Jawa Timur pada Kamis (9/11/2023) dicatat telah mencapai lebih dari 80% per akhir Oktober 2023 dan diharapkan selesai Mei 2024. Smelter ini menelan investasi sekitar US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 43 triliun dari total anggaran US$ 3 miliar dolar Amerika. Setelah beroperasi penuh, smelter ini mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.*