Jakarta, CoreNews.id – Menyusul pengumuman tarif impor terbaru dari Presiden AS Donald Trump, Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam siaran pers, 5/04/2025, menjelaskan bahwa BI akan mengoptimalkan triple intervention untuk memastikan kecukupan likuiditas valas dan menjaga kepercayaan pasar. Tiga intervensi tersebut mencakup:
- Intervensi di pasar valas spot
- Transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF)
- Pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder
Dampak Global
Setelah kebijakan tarif diumumkan pada 2 April 2025, pasar global bergejolak. Saham dunia melemah dan yield US Treasury turun ke level terendah sejak Oktober 2024. China merespons dengan tarif balasan pada 4 April.
Kebijakan AS dan Dampaknya ke Indonesia
Trump menaikkan tarif minimal 10% untuk lebih dari 60 negara, termasuk Indonesia yang terkena tarif 32%, peringkat ke-8 terdampak. Negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Kamboja juga terdampak.
Kebijakan ini diumumkan dalam acara “Make America Wealthy Again” dan diklaim bertujuan untuk mendongkrak lapangan kerja domestik AS.
Langkah BI Selanjutnya
BI tetap memantau kondisi keuangan global dan domestik secara aktif. Operasi moneter sementara dihentikan selama libur Lebaran, dan akan kembali berjalan normal mulai 8 April 2025.