Jakarta, CoreNews.id – Krisis lingkungan tidak semata menjadi persoalan ilmu pengetahuan, tapi menyentuh inti kesadaran iman dan tanggung jawab moral manusia. Pesan ini mengemuka dalam khotbah Jumat di Masjid An-Noor Ciputat, (31/10), ketika Prof. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyerukan pentingnya meneladani Rasulullah dalam menjaga kelestarian alam.
Dalam khotbah bertema “Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Alam”, Prof. Tholabi menekankan bahwa keteladanan Nabi meluas hingga perilaku ekologis, mulai dari bagaimana menjaga kebersihan, hemat air, dan menghormati ciptaan Tuhan. “Merawat lingkungan adalah bagian dari ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah,” ujarnya.
Ia mengutip firman Allah dalam Qs. Hud ayat 61, “Dialah Allah yang menciptakan kalian dari bumi dan menugaskan kalian untuk memakmurkannya.” Menurut dia, ayat ini menegaskan peran manusia sebagai khalifah yang diberi amanah untuk menjaga bumi, bukan merusaknya.
Dalam khotbahnya, anggota Komisi Fatwa MUI Pusat ini juga menuturkan kisah Ummu Mihjan, seorang perempuan yang tekun membersihkan masjid pada masa Rasulullah. “Rasulullah sampai menyalatkan jenazahnya di makam karena menghargai amalnya. Ini bukti bahwa menjaga kebersihan adalah amal mulia,” tutur Tholabi.
Kisah lain yang dikutipnya adalah teguran Nabi kepada Sa‘ad bin Abi Waqqash agar tidak boros air meski berwudu di sungai. “Islam mengajarkan keseimbangan dan efisiensi. Menghemat air dan energi adalah akhlak ekologis yang mencerminkan ketakwaan,” jelasnya.
Prof. Tholabi menegaskan, gaya hidup Rasulullah penuh kesadaran ekologis. Nabi melarang menebang pohon sembarangan, bahkan dalam perang sekalipun, dan menganjurkan menanam pohon meski kiamat hampir tiba. “Ini optimisme ekologis yang harus kita hidupkan, bahwa sekecil apa pun upaya menjaga kehidupan, besar nilainya di sisi Allah,” katanya.
Menutup khotbah, ia mengajak jamaah untuk memulai dari langkah-langkah sederhana, seperti: menghemat air wudu, menanam pohon di sekitar rumah, dan tidak membuang sampah sembarangan. “Setiap tindakan kecil yang membuat bumi lebih bersih adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir,” pungkasnya.
Khotbah di Masjid An-Noor itu menghadirkan suasana reflektif. Di tengah krisis iklim global, pesan Prof. Tholabi terasa menohok, bahwa menjaga bumi sejatinya bukan hanya tanggung jawab ekologis, tetapi juga panggilan iman.
 
			










