Jakarta, CoreNews.id – Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo mengatakan tren bersepeda surut, penjualan sepeda pun ikut menurun drastis.
“Puncak moncernya penjualan sepeda terjadi pada 2020 lalu tatkala dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Kegiatan bersepeda menjadi tren baru di masyarakat kala itu,” jelasnya dikutip dari sejumlah pemberitaan media nasional, Jumat, 06/10/2023.
Saat ini, tren bersepeda surut sejalan dengan berakhirnya pandemi. Apsindo maklum hal itu karena sepeda baru dianggap sebagai sarana rekreasi atau penyaluran hobi oleh banyak masyarakat, bukan untuk transportasi jarak dekat sehari-hari.
Selama 2023 berjalan, Apsindo mencatat penjualan sepeda di Indonesia diperkirakan sudah turun hampir 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebelumnya banyak produsen yang memproduksi sepeda secara besar-besaran sejak 2020 lalu. Mereka memproyeksikan permintaan sepeda akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Namun, perkiraan mereka salah. Alhasil, pasar mengalami kondisi kelebihan pasokan sepeda.
Kondisi oversupply yang dibarengi berkurangnya permintaan membuat harga sepeda turun drastis dalam beberapa waktu terakhir. Tak sedikit penjual sepeda yang mendiskon produknya hingga 60%.
Apsindo memproyeksikan tren penurunan penjualan kemungkinan masih berlanjut pada sisa 2023 maupun tahun depan. Kalaupun ada potensi kenaikan penjualan, kemungkinan besar tidak akan menyamai level tahun 2020 lalu.
Saat ini, para produsen sepeda fokus menjual stok produk yang tersedia atau tersisa di gudang dengan harapan arus kasnya tetap terjaga. Di samping itu, produsen tetap berupaya berinovasi dengan meluncurkan sepeda yang memiliki desain baru dan segar di pasar.